Pengalaman awal suka kopi

Garda Rizkyamien
3 min readJun 16, 2020

“Saya ada juga temen yang bangun roastery di daerah saya, mesinnya pakek merek Giesen (padahal mesinnya William yang di pakek)” sebut saya yang dulu taunya mesin roasting itu hanya ada Giesen dan Probat.

Photo by Emre Gencer on Unsplash

Waktu itu 2017 akhir, bisa dibilang waktu dimana saya mulai penasaran dan tertarik dengan kopi. Berawal dari ngopi ngopi santai di pinggir sawah di kedai kopi bernama Cengkir, daerah utara Yogyakarta.

Bisa dibilang hampir setiap sore saya mencoba untuk menghabiskan waktu di depan bar kopi dengan barista yang sedang jaga, ngobrol sana kemari tentang apapun, diskusi santai semuanya tentang kopi, mulai dari beans dan metode penyeduhannya, dan terkadang dunia yang lain, sehingga saya dapet kesempatan untuk membuat kopi sendiri dengan metode v60.

Sembari berjalannya waktu, saya mencoba untuk berkeliling kedai kopi untuk yaa, coba coba aja. Cari kenalan atau temen baru karena waktu itu waktu yang lumayan luang untuk saya, dikarenakan keadaan kuliah tidak terlalu padat. Sehingga saat itu mungkin bisa saya kategorikan bahwa saya seorang yang sangat penasaran mengenai suatu hal, dan saat itu emang waktu dimana pengetahuan saya mengenai kopi sangatlah minim dan hanya berbicara dari apa yang saya dengar.

Jujur, terkadang agak malu dengan cerminan apa yang sudah terjadi pada saat itu, dimana emang dulu tuh saya orangnya lumayan vokal dan apa ya, sok sokan mungkin ya lebih tepatnya, berbicara lantang dengan temen temen yang bekerja diindustri itu. Sehingga saya pernah berkunjung ke salah satu tempat penyangrai kopi di deket tempat saya kuliah, dan di situ mungkin waktu dimana saya mulai berpikir atau berintrospeksi diri terkhususnya buat diri saya yang dulu, ya walaupun sekarang juga masih keliru dalam hal itu.

Penyangrai kopinya baik sekali, sangat ramah, namun mungkin bisa dibilang dulu sayanya yang terlalu berlebihan dalam kenalan dan percakapan, sehingga menimbulkan relasi sesama yang kurang akrab hingga saat ini. Berawal dari kesotoyan saya dalam mesin roasting, yang dulu emang saya taunya mesin roasting hanya bermerek probat dan giesen. Jadi ya saya minta maaf jika kesotoyan saya ini menimbulkan rasa yang kurang nyaman kepada temen temen sekalian hehe.

Tapi jujur, tanpa saya melakukan semua ini, mungkin saya tidak akan belajar banyak dalam pengembangan diri, mungkin saya akan tetap vokal dengan pengetahuan yang ada, dan mungkin saya akan bermalas malasan dalam mempelajari hal baru di industri ini.

Bisa dibilang lumayan banyak sih pelajaran yang didapatkan disaat awal awal menjadi seorang yang antusias dengan kopi, atau bisa dibilang coffee snob mungkin ya. Mungkin.

Mulai dari belajar bagaimana menyampaikan perkataan dengan baik dan benar, ya walaupun jujur sekarang masih banyak bacotnya dalam berpendapat. Tapi ya ga salah juga sih kalian mengambil hak suara kalian, toh kalau salah juga kayaknya entar kalian belajar dari situ juga kan.

Belajar memahami situasi juga menjadi poin penting disaat itu, ya walaupun saat ini juga belum terlalu pandai dalam menyikapinya.

Tapi overall its not a big deal, we all do mistakes that help us to be a better person.

Kalau kalian gimana pengalamannya?

--

--